Kamis, 29 Maret 2012

Dampak Lumpur Lapindo


Dampak Lumpur Lapindo:
Terpaksa Mengais Rezeki Lewat Bijih Besi

            Di sela penderitaan akibat dampak Lumpur Lapindo, beberapa warga berusaha mencari penghasilan dengan mengais bijih besi (iron slag) di tanggul penahan Lumpur. Mawah, satu di antara warga sekitar Desa Pejarakan sudah 3 minggu mengais bijih besi di sekitar tanggul danau di Desa Reno Kenongo. Ia melakukan aktifitas itu karena sawah tempat ia sehari-hari mencari nafkah, terendam Lumpur. “Awalnya coba-coba, kepingin seperti teman-teman, daripada di rumah tidak ada kerja, lumayan bisa buat bekal anak-anak sekolah,” ungkapnya.
            Terhitung 4 hari ia hanya bisa mendapatkan sekitar Rp.15 ribu. Sementara per kilonya hanya dihargai Rp.1000. “Sekilo Cuma diberi Rp.1000, kadang tidak mesti dapatnya berapa, soalnya orang sini saja yang beli jadi dikumpulkan dulu,”ujar Marwah.
            Lain halnya dengan Afal. Bocah asal Reno Kenogo yang masih duduk di kelas 4 SD itu mengaku, baru seminggu mencari bijih besi. Ia dan kawan-kawannya juga mencari bijih besi untuk membantu ibunya. “Masih baru mbak, kira-kira seminggu, disuruh ibu, katanya buat Bantu bayar sekolah,”ungkapnya.
Mengenai jumlah per hari yang didapatkannya, Afal menjawab tidak tahu karena bungkusan plastic yang tiap hari dibawanya langsung diberikan pada ibunya. Seperti diketahui iron slag atau bijih besi ini digunakan Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur untuk mengeruk tanggul supaya tanggul penahan Lumpur lebih kuat.

Sumber: Suara Surabaya.net 11 November 2006(dengan pengubahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar